Hortikultura

22 02 2009

1. Asal usul Euporbia
Euporbia berasal dari Pulau Madagakar. Nama Euporbia diberikan untuk menghargai jasa Euphorbus, seorang Dokter Raja Juba dari kerajaan Mauritania,Afrika utara . Euporbus yang membawa euforbia yang bersosok unik dan berbunga cantik, itu menyebar ke Afrika dan Thailand . Penyebaran tanaman tidak lepas dari jasa pedagang pada zaman kerajaan Sukhothai.
Etnis Cina di Thailan meletakkan Euporbia di depan rumah untuk menghalau roh jahat. Mereka menancapkan dupa serta mengikat tali merah di bagian pot. Tanaman ini dipercaya membawa keberuntungan, kesuksesan dan kemakmuran.
Masyarakat Cina menyebut Eporbia sebagai pha sien hwa atau bunga delapan Dewa. Menurut cerita, satu diantara delapan Dewa berada dalam kehidupan yang menyedihkan lalu dewa tersebutr berubah wujud menjadi Euforbia

2. Deskripsi Bunga Euporbia
Bentuk Bunga
Bentuk Euporbia menyerupai angka delapan dengan beragam variasi , mahkota bunganya ada yang bulat, bulat lancip, oval, dan berbentuk hati dengan posisi saling menumpuk, menyilang, atau bersinggungan . Tak hanya bentuk, ukuran bungapun ada yang kecil seukuran kancing baju(diameter 2 cm) hingga sebesar koin seratus rupiah (diameter 4,5 cm). Dompolan bunga beragam mulai dari sedikit (4-5 bunga) , sedang (6-15bunga) sampai banyak (>16 bunga).Bunga  mengelilingi tajuk membuat tampilannyasemakin atraktif . apalagi mekarnya bunga serempak

Warna Bunga
Bunga Euporbia yang berwarna – warni ini memiliki daya tarik tersendiri . Ada yang berbunga merah, kuning, hijau dan putih . Setiap warna bunga  memberikan unsure berbeda, seperti merah (keberanian/ kegagahan), hijau(keanggunan), kuning(kemewahan),dan putih(kedamaian)

Corak Bunga
Euporbia tak hanya cantik bunganya , tapi juga coraknya menarik. Bercak atau strip menyebar atau menghiasi  setiap petalnya, ditambah lagi daunnya yang hijau , tajuk rimbun daun kelopak, penampilannya pun semakin  menawan.

3. Sifat dan karakteristik Euporbia
Tanaman Euporbia  termasuk adaptif dan mampu bertahan di sembarang lokasi. Itulah sebabnya anggota keluarga Euporbia dapat dipelihara didataran rendah yang panas hingga dataran tinggi berhawa sejuk. Meskipun demikian ada beberapa factor yang diperhatikan sebelum memelihara

Lokasi

Lingkungan yang bersih dan terbebas  dari polusi  sangat dibutuhkannya jika udara sudah terpolusi maka Euporbia akan sulit berbunga serempak, bahkan malas berbunga kalau udara disekitarnya sudah terpolusi.
Sinar Matahari
Eporbia idealnya membutuhkan sinar matahari dengan intensitas 70-80% selama 6-8 jam per hari pada saat musim hujan, Eporbia lebih banyak berbunga karena pada saat itu lingkungan sangat mendukung.
Iklim
Kondisi di Alam, tanaman ini cukup toleran di kisaran suhu 40-42 C. Sesuai dengan alamnya di daerah tropis bertemperatur tinggi maka tanaman ini pun cocok dipelihara di Indonesia. Daerah bersuhu 21 C-27 C dan curah hujan 2.500-3.000 mm/tahun membuatnya tumbuh subur dan rajin berbunga.Di lingkungan lembab dapat menyebabkan tanaman tumbuh lambat dan memicu terserang busuk akar atau batang.

Sirkulasi Udara

Teras atau halaman yang teduh merupakan lokasi ideal untuk merawatnya. Hidari tanaman yang sering mendapat guyuran air hujan karena tanaman menjadi rusak dan malas berbunga.

Media tumbuh

Di alam Euporbia tumbuh di tempat yang kering Komposisi media tanam beragam, tergantung pengalaman dan lokasi setempat. Upayakan media ber-PH netral (6,5-7) dan steril. Penanaman di pot plastic sebaiknya memasukkan potongan Styrofoam sebanyak 25% tinggi pot untuk membantu sirkulasi udara di media sekaligus membuang kelebihan air sehingga media tidak lembab.
Tabel 01. Komposisi Media Tanam untuk Euporbia
BAHAN    PERSENTASE
Formulasi    1    2    3    4    5    6
Coco peat    40    30    –    20    40    –
Pakis    –    –    –    –    –    10
Pasir malang    20    20    30    20    30    10
Sekam Bakar    40    30    –    10    –    10
Sekam Biasa    –    20    40    –    –    –
Pupuk Kandang    –    –    30    –    30    –

Air
Meski tidak menyukai kondisi media basah, Euporbia tetap membutuhkan air dalam jumlah cukup tinggi untuk pertumbuhan akar, cabang, daun dan bunganya. Terlalu banyak memberi air mengakibatkan akar busuk sebaliknya jika penyiraman jarang dilakukan tanaman mengalami dehidrasi. Dosis dan frekwensi penyiraman sebaiknya disesuaikan dengan kondisi tanaman dan linkungan setempat, idealnya penyiraman sehari sekali (musim hujan) 2 kali sekali (musim kemarau) atau bila media sudah kelihatan kering waktu penyiraman yaitu pagi hari pukul 08.00- pukul 15.00-16.00.


Actions

Information

Leave a comment